Produsen Dan Fungsi Produksi
Produsen dalam arti ekonomi adalah
seseorang atau lebih yang menjual barang atau jasa di pasaran. Fungsi produksi merupakan interaksi
antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan jika kita menjual
komputer/laptop, komputer/laptop yang akan kita jual bisa dijual dengan
beberapa cara.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah
fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi masukan.
Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi metaproduction) membandingkan
praktek entitas yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan
fungsi praktek produksi yang paling efisien dari entitas yang ada, apakah
praktik produksi yang paling efisien layak atau produksi praktek yang paling
efisien yang sebenarnya. Klarifikasi diperlukan Dalam kedua kasus, output
maksimum dari suatu proses produksi teknologi-ditentukan adalah fungsi
matematika dari satu atau lebih masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan
semua kombinasi teknis layak output dan input, hanya mencakup kombinasi output
maksimum untuk satu set input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau,
fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan
minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output yang ditunjuk,
mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi
produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.
Empat fungsi terpenting
dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1.
Proses
pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (inputs),
2.
Jasa-jasa
penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.
Perencanaan,
merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan
operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4.
Pengendalian
atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Everett dan Ebert (1992:5)
memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai
berikut :”Economic refer to this transformation of resources into goods and
services as the production function for all operation systems the general goals
is to create some kinds of value added, so that the output are worth more to
consumers than just the sun of the individual inputs. ” Jadi fungsi produksi
merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang,
mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku,
tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan
dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan
apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu
pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program pemeriksaan
manajemen pada fiingsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan
pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan
pelaksanaan proses produksi.
Dengan asumsi bahwa output
maksimum teknologi mungkin dari himpunan input dicapai, ekonom menggunakan
fungsi produksi dalam analisis yang abstrak dari masalah teknik dan manajerial
inheren terkait dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan
manajerial efisiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga analisis
yang dapat fokus pada masalah efisiensi alokatif . Perusahaan diasumsikan
membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-masing faktor input untuk
digunakan dan berapa banyak output untuk menghasilkan, mengingat biaya (harga
pembelian) dari setiap faktor, harga jual output, dan penentu teknologi
diwakili oleh fungsi produksi. Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau
lebih input yang dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal
dapat diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja
dan kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara dalam jangka
panjang , jumlah modal dan faktor-faktor lain yang dapat dipilih oleh perusahaan
adalah variabel. Dalam jangka panjang, perusahaan bahkan mungkin memiliki
pilihan teknologi, diwakili oleh berbagai fungsi produksi mungkin.
Hubungan antara output ke
input adalah non-moneter, yaitu fungsi produksi berkaitan input fisik untuk
output fisik, dan harga dan biaya yang tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi
fungsi produksi tidak model lengkap dari proses produksi: sengaja abstrak dari
aspek inheren dari proses produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat
sangat penting, termasuk kesalahan, entropi atau limbah. Selain itu, fungsi
produksi tidak biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran
manajemen. (Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi ekonomi
mikro, melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi
produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan input
faktor dalam produksi dan distribusi yang dihasilkan pendapatan untuk
faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, fungsi produksi dapat
digunakan untuk memperoleh sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang
berarti pembagian yang ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke
pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.
Menentukan fungsi produksi
Fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsional sebagai sisi kanan
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X
n)
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n =
jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu
skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka bentuk ini tidak mencakup
produksi bersama, yang merupakan proses produksi yang memiliki beberapa
co-produk. Di sisi lain, jika f peta dari R n ke R k maka fungsi produksi
bersama mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan pada penggunaan
bersama dari jumlah tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak
mungkin relevan dalam praktek, adalah sebagai fungsi linear:
Q = a + b X 1 + X 2 + c d X
3 + …
di mana a, b, c, dan d
adalah parameter yang ditentukan secara empiris.
Lain adalah sebagai
Cobb-Douglas fungsi produksi:
Para fungsi produksi
Leontief berlaku untuk situasi di mana input harus digunakan dalam proporsi
yang tetap, mulai dari yang proporsi, jika penggunaan satu input meningkat
tanpa orang lain meningkat, output tidak akan berubah. Ini fungsi produksi
diberikan oleh
Bentuk-bentuk lain termasuk
elastisitas substitusi yang konstan fungsi produksi (CES), yang merupakan
bentuk umum dari fungsi Cobb-Douglas, dan fungsi produksi kuadrat. Bentuk
terbaik dari persamaan untuk menggunakan dan nilai-nilai parameter (a, b, c, …)
bervariasi dari perusahaan ke perusahaan dan industri untuk industri. Dalam
fungsi produksi jangka pendek setidaknya satu dari X ‘s (input) adalah tetap.
Dalam jangka panjang semua faktor input adalah variabel pada kebijaksanaan
manajemen.
Asumsi dasar untuk
menjelaskan fungsi produksi ini adalah berlakunya “The Law of Diminishing
Returns” yang menyatakan bahwa Apabila suatu input ditambahkan dan input –
input lain tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input
yang ditambahkan mula – mula menaik. Tapi pada suatu tingkat tertentu akan
menurun jika input tersebut terus ditambahkan. Jadi dalam hokum ini ada 3
tingkat produksi :
1.
Tahap I : Produksi terus bertambah dengan cepat.
2.
Tahap II : Pertambahan produksi total semakin lama
semakin kecil.
3.
Tahap III : Pertambahan produksi total semakin
berkurang.
Marginal Physical Product (MPP) adalah tambahan output
yang dihasilkan sebagai akibat dari penambahan 1 unit input.
Marginal Physical Product disebut juga dengan The Law of Diminishing Marginal Physical Product. Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurvav yang menunjukan tingkat
produksi total pada berbagai
tingkat penggunaan input variable. Kurva Marginal Physical Product adalah kurva
yang menunjukan tambahan dari total Physical Product yang disebabkan oleh
penggunaan tambahan 1 unit input variable.
Produksi Optimal
Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.
Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan
biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya,
tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total
inventori cost (TIC) minimum. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan
barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah
persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ
menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
- Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
- Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan
Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic
Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan
dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus
mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan
besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal.
Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang
optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya
variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat
digolongkan sebagai berikut:
a.
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses
produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang
disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika
biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum
produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri
bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari :
(1) biaya mesin-mesin
menganggur
(2) biaya persiapan
tenaga kerja langsung
(3) biaya scheduling
(4) biaya ekspedisi dan
sebagainya.
Biaya
penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar
apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :
A. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
(termasuk penerangan, pemanas atau pendingin).
B. Biaya modal (opportunity cost of capital)
C. Biaya keusangan
D. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi
laporan
E. Biaya asuransi persediaan
F. Biaya pajak persediaan
G. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
H. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua
jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya
persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya
penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan
sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin
besar atau sebaliknya.
Least Cost Combination
Least
Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya
terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk
tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar
dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2
> DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
Penggunaan
kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat
LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu
input maka mengurangi penggunaan input.
Dalam
rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk
menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk
produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah
bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga
dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja.
Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
1.
Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
2.
Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50
unit tenaga kerja.
3.
Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga
kerja.
Garis
harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai
kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan
dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan
tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan
menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui
kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.
Sumber :
Buku Pengantar Ekonomi, UG.
Adi Kuswanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar